Kamis, 20 Juli 2017

Bunda, Yuk Intip Kiat Menjaga Kesehatan Anak Di Usia 1-2 Tahun

Foto Kisah Kasih Keluarga.
Usia 12 bulan atau 1 tahun adalah masa di mana anak sedang aktif-aktifnya, dan mulai bereksplorasi. Mulai dari merangkak, hingga bermain sambil memasukan beragam benda ke dalam mulutnya. Saat ini adalah saat di mana bunda perlu memantau dan menjaga kesehatan anak dengan baik.
Seiring bertambahnya usia anak, semakin banyak hal baru yang perlu dipelajari dan dilakukan guna menunjang perkembangannya. Oleh karena itu, penting bagi orang tua untuk selalu memperhatikan perkembangan anak dan apa yang diperlukan. Kreatif adalah salah satu hal yang penting bagi ayah dan bunda dalam menemani perkembangan Si Kecil.
Cintai Buah Hati dan Praktikkan Tips Ini :
Guna menjaga kesehatan anak pada usia ini, bunda perlu lebih kreatif lagi dalam menghadapi anak. Berikut ini adalah beberapa tips menjaga kesehatan anak usia 1 hingga 2 tahun yang bisa Anda praktikan.
Jaga makanan Si Kecil Pada usia ini, anak biasanya akan lebih penasaran dengan apa yang ada di sekitarnya. Termasuk makanan Anda, dan dengan begitu biasanya Anda akan terdorong untuk memberikan beragam jenis makanan pada anak. Tapi tunggu dulu, tidak semua makanan aman dikonsumsi anak pada usia ini. Beberapa makanan yang sebaiknya Anda hindari, salah satunya adalah makanan yang dapat membuatnya tersedak. Jika Anda ingin memberikannya buah atau sayuran, usahakan untuk memotongnya kecil-kecil. Misalnya memotong wortel ukuran dadu kecil atau makanan lainnya dengan ukuran yang sangat kecil. Selain memastikan ukurannya, pastikan juga tingkat kelembutan makanan yang diberikan kepada buah hati Anda. Hindari memberikan makanan ukuran kecil namun keras, seperti kacang, popcorn, permen, atau sejenisnya. Karena dapat menimbulkan infeksi bila tersangkut di jalur napasnya. Hindari juga makanan yang meski lembut, namun lengket. Makanan seperti marshmallow, atau permen karet juga dapat berpotensi tersangkut di tenggorokan anak Anda. Begitu juga dengan selai kacang, makanan ini juga termasuk berpotensi sulit untuk ditelan. Jadi, berhati-hatilah.
Lakukan imunisasi Imunisasi adalah hal yang penting untuk menjaga kesehatan anak Anda. Oleh karena itu, ingatlah baik-baik jadwal imunisasi anak Anda. Pada usia 12-18 bulan, imunisasi yang wajib dilakukan adalah imunisasi polio, DPT ulangan, MMR, tifoid, campak, hepatitis A, influenza, varisela, dan pneumokokus. Hubungi dokter anak Anda untuk mengetahui jadwal tepat imunisasi si Kecil.
Bermain dan belajar Isi waktu Anda dan Si Kecil dengan melakukan permainan yang tidak hanya menyenangkan, tapi juga mengajarkannya beberapa hal dan mengasah motoriknya. Misalnya dengan melakukan permainan ‘isi ember’. Di mana Anda dan anak bermain mengumpulkan barang-barang. Bisa juga mengisi botol dengan biji-bijian atau beras. Sehingga, anak Anda akan belajar untuk membuat suara dari benda tersebut. Jika anak Anda sudah berusia di atas 18 bulan, Anda bisa membuatkannya play dough (adonan bermain). Caranya dengan memasukan satu cangkir tepung terigu, satu cangkir air, setengah cangkir garam, dua sendok makan krim tartar, perwarna makanan, dan satu sendok makan minyak. Aduk di atas api sedang sampai membentuk adonan.
Perhatikan waktu tidur Si Kecil Tidur merupakan kegiatan yang tidak kalah penting untuk anak-anak. Jaga kesehatan anak Anda dengan memperhatikan pola tidurnya. Tidur yang cukup dapat membantu tubuh anak untuk menangkal penyakit, dapat membantu pertumbuhannya, serta dapat membuat daya ingatnya lebih bagus, dan dapat berpikir jernih. Pada usia 1 – 3 tahun, seorang anak cenderung membutuhkan tidur setidaknya sebanyak 12 – 14 jam dalam sehari. Jadi pastikan anak Anda tidak melewati tidur siang dan tidak tidur terlalu larut.
Cuci tangan dan kaki sebelum tidur Selain untuk alasan kebersihan, mencuci tangan dan kaki sebelum tidur juga bertujuan untuk menjaga anak agar terhindar dari beragam penyakit yang disebabkan oleh bakteri. Salah satunya adalah penyakit kaki, tangan, dan mulut. Penyakit ini termasuk jenis yang sangat menular dan umumnya disebabkan oleh virus enterovirus. Anak usia 1 hingga 4 tahun termasuk berisiko terhadap penyakit ini. Jika anak Anda terkena penyakit ini, biasanya akan muncul luka melepuh atau ruam atau bintik merah di tangan dan/atau kaki. Ruam ini bisa berisi air dan membentuk gelembung kecil atau hanya datar. Anak juga mungkin akan mengalami sakit tenggorokan. Penyakit ini biasanya akan berlangsung selama 3 sampai 5 hari.
Anak merupakan anugerah yang indah bagi sepasang orang tua. Oleh karena itu, cintai dan perhatikan baik-baik kesehatan anak Anda. Jika merasa curiga anak Anda kurang sehat, periksakan ke dokter untuk mengetahui penyebabnya dengan pasti.

Rabu, 19 Juli 2017

Waspada Mom, Buah Hati Kurang Konsumsi Sayur & Buah Berisiko Asma

Foto Kisah Kasih Keluarga.
Mengajarkan buah hati mau konsumsi sayur dan buah dalam jumlah yang cukup setiap harinya memang tak semudah membalikkan telapak tangan. Beberapa anak akan sangat sulit jika diajak makan sayur dan lebih banyak memilih makan daging, ikan atau junk food. Kalau anak kesulitan buat makan sayur, sebenarnya hal ini sangat berbahaya buat kesehatan anak lho Mom. Para ahli gizi mengungkapkan jika anak yang kurang asupan nutrisi buah dan sayurnya, hal ini akan membuatnya rentan berisiko terhadap penyakit asma.
Dikutip dari laman asiantown.net, anak-anak yang tidak tercukupi asupan sayur dan buah akan menjadikannya lebih berisiko menderita asma hingga 53 persen lebih tinggi dari mereka yang tercukupi nutrisi sayur dan buahnya. Tak hanya berisiko asma, anak-anak yang jarang konsumsi sayur dan buah juga sangat memungkinkan ia berisiko terhadap obesitas, risiko jantung, masalah pada paru-paru, daya tahan tubuh melemah dan kurang fokus.
Mengenai risiko asma sendiri, hal ini sangat erat kainnya dengan kesehatan paru-paru anak. Anak yang mengalami masalah asma, kemungkinan besar akan mengalami masalah pula pada kesehatan paru-parunya. Anak-anak dengan risiko asma juga sangat mungkin mengalami masalah pada sistem pernafasan mereka. Jika hal ini tidak dicegah dan diselesaikan dengan baik, dikhawatirkan bahwa anak-anak akan mengalami risiko penyakit berbahaya lainnya yang bisa mengancam jiwa mereka.
Sementara itu, untuk menurunkan risiko asma, para ahli sangat menyarankan orang tua agar senantiasa memberikan asupan nutrisi dan gizi dari sayur serta buah yang cukup ke anak setiap harinya. Hal ini mengingat bahwa sayur dan buah adalah penangkal terbaik dari risiko asma.
Maripaz Morales, seorang ahli kesehatan anak mengatakan, "Studi yang kami lakukan menemukan bahwa asma erat kaitannya dengan obesitas dan kesehatan paru-paru. Ini sering kali terjadi karena adanya penumpukan lemak dan kolesterol akibat konsumsi makanan tidak sehat. Asma adalah masalah yang sering terjadi karena seseorang tidak memiliki asupan sayur dan buah cukup. Dengan konsumsi sayur dan buah cukup setiap harinya, nutrisi dan vitamin yang terkandung di dalamnya pun akan bantu seseorang terhindar dari asma serta masalah kesehatan paling berbahaya sekalipun."
So Mom, agar buah hati kita terhindar dari risiko asma, pastikan bahwa buah hati memiliki asupan sayur dan buah cukup setiap harinya. Pastikan pula agar buah hati mau makan sayur dan buah sebagai makanan utama mereka. Kalau anak tak suka makan sayur dan buah, tugas Mom adalah membuat sayur dan buah tersebut menjadi makanan yang lezat dan memiliki rasa yang sesuai dengan lidah anak. Semoga, informasi ini bermanfaat.

Tidak mudah sebagai orangtua untuk memahami anak, salah satunya terhadap proses perkembangan. Hal yang perlu dilakukan orangtua adalah memastikan bahwa nutrisi dalam perkembanganya tercukupi.
Cukupi nutrisinya dengan minum Gizidat, madu ikan sidat plus probiotik. Sebagai solusi anak susah makan. Selain itu juga sebagai penambah daya tahan tubuh anak. 

5 Tips Mengatasi Tantrum Pada Anak

Salah satu perkembangan psikologi anak yang terjadi pada usia balita adalah mereka mulai dapat merasakan perasaan senang, bahagia hingga amarah. Namun karena balita belum dapat berbicara dengan lancar, sering kali rasa amarah dan frustrasinya diekspresikan dalam bentuk tantrum. Tantrum biasanya dialami si Kecil yang berusia 1-3 tahun. Berteriak, menarik rambut sendiri, memukul hingga menggigit adalah beberapa bentuk tantrum yang mungkin bisa terjadi. Bahkan, ada kalanya si Kecil sampai melemparkan barang atau bergulingan di lantai ketika sedang tantrum. Lapar, lelah, merasa tidak nyaman atau keinginannya tidak dituruti menjadi sejumlah hal yang memicu tantrum pada si Kecil.
Saat si Kecil sedang tantrum, Mam dan Pap jangan terpancing ikut emosi, ya. Apalagi hingga memukul si Kecil. Hal ini justru akan memperparah keadaan. Ketika tantrum melanda, coba lakukan lima langkah ini untuk meredakan amukan si Kecil:
1. Tetap tenang
Bila Mam atau Pap ikut terbawa emosi dan membentak si Kecil, ia akan tambah kesulitan mengontrol emosinya sendiri. Ketenangan Mam atau Pap akan ikut memengaruhi si Kecil menjadi tenang.

2. Berbicara dengan lembut
Balas berteriak pada si Kecil ketika ia tantrum hanya akan memancingnya berteriak lebih keras lagi untuk “mengungguli” Mam atau Pap. Nada suara yang lembut tapi tegas akan menunjukkan bahwa Mam dan Pap yang memegang kontrol. Selain itu, bila Mam dan Pap berbicara dengan lembut, si Kecil akan menghentikan jeritannya untuk mendengar suara Mam dan Pap agar lebih jelas.

3. Coba alihkan perhatiannya
Perkembangan psikologi anak berbeda-beda pada setiap individu. Ada anak yang dapat diredakan gejolak emosinya dengan diberi pengalihan perhatian. Bila si Kecil termasuk tipe anak seperti ini, Mam dapat mengajaknya membaca buku favorit, bermain dengan mainan kesayangannya atau menyetel musik dan mengajaknya menari bersama.

4. Memeluknya
Ketika si Kecil sedang tantrum, cobalah memeluknya erat-erat. Cara ini cukup ampuh untuk meredakan emosinya (dan juga emosi Mam atau Pap). Tenangkan si Kecil dengan membisikkan empati padanya, misalnya, “Mam tahu kamu marah karena enggak boleh nonton televisi. Kadang Mam juga marah kalau Mam enggak bisa melakukan apa yang Mam inginkan.”

5. Acuhkan aksinya
Kadangkala, cara terbaik untuk mengatasi tantrum adalah dengan tidak meresponnya sama sekali. Cara ini dapat Mam pakai bila keinginan si Kecil tidak mungkin dituruti sama sekali. Tetap lakukan kegiatan Mam saat itu untuk menunjukkan bahwa Mam mengacuhkan si Kecil. Lama-kelamaan, si Kecil akan memahami tidak ada gunanya menjerit dan bertingkah buruk karena tidak memperoleh hasil yang diinginkannya.



Masa perkembangan anak adalah masa emas anak. Banyak nutrisi yang harus dicukupi agar masa kembangnya berjalan dengan baik. Peran orangtua adalah memastikan bahwa nutrisi itu tercukupi.
Jadi sebagai orangtua harus tahu betul apa yang harus masa perkembangnya.  Cukupi nutrisinya dengan minum Gizidat, madu ikan sidat plus probiotik. Sebagai solusi anak susah makan. Selain itu juga sebagai penambah daya tahan tubuh anak. 

Mandi Air Dingin, Apakah Aman Untuk Si Kecil?


“Bangun tidur, kuterus… mandi!” Lagu anak-anak ini memang tepat ya, untuk menggambarkan rutinitas di pagi hari dan mengajarkan si Kecil untuk rajin membersihkan diri. Bagaimana kebiasaan Mam saat memandikannya; dengan air hangat, atau air dingin? Mana yang lebih baik sih, atau adakah suhu yang tepat untuk memandikan si Kecil?

Sebenarnya mandi air hangat maupun mandi air dingin sama baiknya untuk si Kecil. Untuk si Kecil yang masih bayi, sudah tentu para ibu memilih untuk memandikannya dengan menggunakan air hangat, untuk menjaga agar si Kecil tetap nyaman, bersuhu kira-kira 29-30°C.
Tapi untuk anak-anak yang sudah lebih besar, misalkan di usia 1-2 tahun, memandikan dengan air dingin – air bersuhu ruang – mungkin tidak menjadi masalah. Karena mereka juga lazimnya sudah pernah diajak untuk bermain air di kolam renang yang airnya cenderung dingin.

Namun sebaiknya Mam memperhatikan hal-hal berikut ini agar si Kecil tetap nyaman saat mandi air dingin:
Jangan memaksakan untuk memandikan si Kecil dengan air dingin, terutama bila cuaca sedang kurang bersahabat. Ditambah dengan daya tahan tubuh yang menurun, suhu dingin bisa membuat si Kecil rentan terkena flu.

Jadikan acara mandi sebagai momen yang seru, misalnya dengan bernyanyi dan bermain air.
Tak perlu berlama-lama mandi agar si Kecil tidak kedinginan. Pastikan seluruh bagian tubuh dan rambutnya sudah bersih, lalu segera keringkan si Kecil dengan handuk lembut.
Agar si Kecil tidak rewel saat mandi, siapkan mainan tahan air yang bisa membuatnya terhibur, misalnya bola kecil dari plastik, bebek mainan, atau yang lainnya.

Bila mandi menggunakan bathtub, alasi dasar bathtub dengan karet anti licin untuk menghindarkan si Kecil dari terpeleset dan cedera. Selalu temani si Kecil saat mandi agar tetap aman.
Nah, setelah selesai mandi air dingin, agar tubuh si Kecil kembali hangat dan nyaman, tak ada salahnya untuk membalurkan minyak telon. Minyak telon juga membuat kulitnya harum, sehingga Mam pun akan semakin betah mencium isi Kecil.

Mengapa Ibu Hamil Sering Merasa Lelah?

Foto Kisah Kasih Keluarga.

Kelelahan adalah gejala yang umum ditemukan pada kehamilan. Beberapa Mam merasa sangat kelelahan sepanjang masa kehamilan sementara ada juga yang tak merasa kelelahan sama sekali. Namun sebagian besar Mam memang mengalami kelelahan lebih sering dari biasanya. Sebenarnya, apa yang sedang terjadi pada tubuh Mam?

Trimester pertama (minggu 1 – 13)
Tubuh Mam sedang mengalirkan energi yang cukup besar untuk membangun sistem pendukung kehidupan janin yaitu plasenta. Selain itu, metabolisme tubuh juga meningkat dengan cukup tinggi sedangkan di saat yang bersamaan, gula darah dan tekanan darah Mam justru menurun.
Perubahan hormonal yang terjadi juga membuat Mam merasa lelah, sering mual dan emosional. Jika Mam mengelami hiperemesis atau muntah-muntah secara berlebihan, kelelahan akibat bolak balik ke 
kamar mandi pun akan menambah kelelahan Mam.

Trimester kedua (minggu 14 – 27)
Pada akhir trimester pertama, tubuh Mam sudah merampungkan tugas utama yang luar biasa dalam membangun plasenta. Memasuki trimester kedua ini, tubuh Mam juga sudah terbiasa dengan perubahan hormonal dan emosional yang terjadi. Ini berarti bahwa di trimester kedua adalah waktu yang tepat untuk mengembalikan energi Mam untuk menjaga kehamilan di tahapan berikutnya. Kebanyakan Mam merasa bersemangat dan tidak terlalu merasa lelah di fase kedua ini.

Trimester ketiga (minggu 28 – 40)
Berat badan bayi akan bertambah pesat di tahapan ini, itu sebabnya Mam akan merasa perutnya bertambah berat. Semakin besar perut, artinya tidur nyenyak pun sulit didapat. Bangun dari posisi tidur dan bolak-balik ke kamar mandi karena sering buang air kecil juga membuat Mam mudah lelah. Di tahapan ini Mam bisa mengalami rasa panas di dada, sakit punggung dan sindrom kaki berkejut-kejut ketika tidur.
Jika merasa lelah, istirahat ya, Mam…

Ada beberapa cara yang dapat dilakukan Mam untuk menjaga kehamilan dan membantu mengatasi rasa kelelahan yang dirasakan ketika hamil, yaitu:
Dengarkan kebutuhan tubuh Mam. Jika sedang lelah, beristirahatlah. Jika memang lapar, makanlah. Duduklah jika merasa tak tahan untuk berdiri dan tak perlu merasa harus mampu membereskan segala hal seperti sebelum masa-masa hamil.

Mintalah bantuan orang lain. Ya, inilah saat yang tepat untuk meminta perhatian Pap dalam membantu Mam melakukan berbagai tugas di rumah. Mam juga bisa minta bantuan keluarga atau tetangga dekat jika memang dibutuhkan.
Menyesuikan jadwal sehari-hari. Mam perlu menyesuaikan jadwal aktivitas sehari-hari agar tidak menghabiskan energi. Hindari mengangkat barang-barang yang berat terutama karena dapat menambah beban tubuh Mam dan mengakibatkan sakit punggung bertambah parah.

Makan sesuai dengan kebutuhan. Jika Mam mengalami hiperemesis mungkin makan dengan benar akan sulit dilakukan, namun tetaplah mengusahakannya untuk menjaga kehamilan Mam. Makanlah dalam porsi sedikit namun lebih sering. Pilihlah makanan yang dapat memberikan energi lebih lama seperti protein dan karbohidrat kompleks.

Berolahraga ringan. Rasa lelah bukan berarti Mam boleh duduk-duduk atau diam sepanjang hari tanpa melakukan apapun. Tubuh Mam tetap memerlukan olahraga ringan agar otot-otot maupun semua persendian Mam tidak kaku. Olah raga ringan juga dapat meningkatkan energi Mam.

Kelelahan yang dirasakan Mam saat hamil mungkin berbeda dibandingkan Mam lainnya. Tak usah terlalu dikhawatirkan karena setiap ibu membutuhkan cara yang berbeda dalam menghadapi segala perubahan yang dialami oleh tubuh. Menjaga kehamilan dapat dilakukan oleh Mam dengan mengikuti tip menuju kehamilan sehat.


Tidak mudah sebagai orangtua untuk memahami anak, salah satunya terhadap proses perkembangan. Hal yang perlu dilakukan orangtua adalah memastikan bahwa nutrisi dalam perkembanganya tercukupi.
Cukupi nutrisinya dengan minum Gizidat, madu ikan sidat plus probiotik. Sebagai solusi anak susah makan. Selain itu juga sebagai penambah daya tahan tubuh anak.